Selasa, 28 April 2015

Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional

Perjuangan rakyat Indonesia mengusir penjajah tidak hanya dilakukan dengan kekuatan fisik, tetapi juga melalui organisasi. Putera-putera bangsa Indonesia, mulai sadar perlunya organisasi modern untuk perjuangan kemerdekaan. Selain itu, tumbuh juga kesadaran perlunya persatuan dari rakyat Indonesia untuk mengusir penjajah. Berikut ini secara ringkas tokoh-tokoh kebangkitan nasional.

*     Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
                            

R. Dewi Sartika                                        Raden Ajeng Kartini
Lahir di Bandung, 4 – 12 – 1884                 Lahir di Jepara, 21 – 4 – 1879
Pengikut dan penerus cita – cita Kartini         Pelopor kemajuan perempuan Indonesia
Wafat di Bandung, 11 – 9 – 1947                 Bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang”
Makam di Karanganyar, Bandung


Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

*     Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara
Lahir di Yogyakarta, 2 – 5 – 1899
Tokoh Pendidikan Nasional
Pendiri Taman Siswa di Yogyakarta, 1922
Wafat di Yogyakarta, 28 – 4 – 1959
Makam di Wijayabrata, Yogyakarta

Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

*         

Dr. Sutomo

Dr. Sutomo
Lahir di Nganjuk, 30 – 7 – 1888
Pendiri Budi Utomo
Wafat di Surabaya, 30 – 5 – 1938
Makam di Surabaya

Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.

*  Ahmad Dahlan                                                                                                          

KH Ahmad Dahlan
Lahir di Yogyakarta, 1 – 8 – 1868
Pendiri Muhammadiyah, 1912
Wafat di Yogyakarta, 23 – 2 – 1923
Makam di Karang Kuncen, Yogyakarta

Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist.

*     Wahid Hasyim
KH. Abdul Wahid Hasyim
Lahir di Jombang, 1 – 6 – 1914
Wafat di Cimahi, 19 – 4 – 1953
Makam di Tebu Ireng, Jombang

Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.

*    Samanhudi
Haji Samanhudi
Lahir di Srandakan, 1868
Pendiri dan penggerak Sarekat Dagang Islam, 1911
Wafat di Klaten, 28 – 12 – 1956
Makam di Srandakan, Solo

Samanhudi belajar Agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo pada tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.

Berikut beberapa para tokoh pergerakan nasional lainnya yang tidak dapat dijelaskan secara rinci :



Abdul Muis
Lahir di Bukittinggi, 3 – 7 – 1883
Wafat di Bandung, 17 – 6 – 1959
Makam di TMP Cikutra, Bandung


Haji Agus Salim
Lahir di Kotagedang, 8 – 10 – 1884
Wafat di Jakarta, 4 – 11 – 1954
Makam di TMP Kalibata, Jakarta

Dr. Cipto Mangunkusumo
Lahir di Ambarawa, 1886
Tokoh Tiga Serangkai
Pendiri Indische Partij
Wafat di Jakarta, 8 – 3 – 1943
Makam di TMP Watuceper, Ambarawa

Dr. Danudirja Setiabudi
Lahir di Pasuruan, 28 – 10 – 1879
Wafat di Bandung, 28 – 8 – 1950
Makam di TMP Cikutra, Bandung


KH. Hasyim Asy’ari
Lahir di Demak, 20 – 4 – 1875
Pendiri NU, 1926
Wafat di Tebu Ireng, 25 – 7 – 1947
Makam di Tebu Ireng, Jombang

Maria Walanda Maramis
Lahir di Kema, 1 – 12 – 1872
Wafat di Manado, Maret 1924
Makam di Maumbi, Manado

KH. Mas Mansur
Lahir di Surabaya, 25 – 6 – 1896
Wafat di Surabaya, 25 – 4 – 1946
Makam di Gipa

Muhammad Husni Thamrin
Lahir di Jakarta, 16 – 2 – 1894
Wafat di Jakarta, 11 – 1 – 1941
Makam di Karet Kubur, Jakarta


Prof. Muhammad Yamin, SH
Lahir di Sawahlunto, 28 – 3 – 1903
Wafat di Jakarta, 17 – 10 – 1962
Makam di Sawahlunto


Haji Oemar Said Cokroaminoto
Lahir di Madiun, 1883
Pendiri Sarekat Islam, 1912
Wafat di Surabaya, 17 – 12 – 1934
Makam di TMP Kuncen, Yogyakarta



Sutan Syahrir
Lahir di Padangpanjang, 5 – 3 – 1909
Wafat di Zurich Swiss, 9 – 4 – 1966
Makam di TMP Kalibata, Jakarta

Wage Rudolf Supratman
Lahir di Jakarta, 9 – 3 – 1903
Pencipta lagu Indonesia Raya
Wafat di Surabaya, 17 – 8 – 1938
Makam di Surabaya

Ya, itulah beberapa tokoh pergerakan nasional, semoga segala apa ayang terlah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa kita dalam mengahadapi musuh yang nyata tak berhenti sampai disitu saja dan semoga kita generasi muda bisa menjadi penerusnya di zaman yang penuh dengan musuh kasat mata ini. Selamat berjuang ! J

Sejarah Pergerakan Nasional

A.   Pengertian Pergerakan Nasional 

Ditinjau dari istilah katanya “pergerakan” berasal dari kata dasar “gerak”. Di dalam bahasa Inggris pergerakan dapat diartikan movement. Kemudian istilah pergerakan ini digunakan dalam sejarah perjuangan bangsa, menjadi “pergerakan nasional” yang identik dengan “kebangkitan nasional”.  
Pergerakan nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Demikian halnya dengan pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
Pergerakan nasional Indonesia yaitu perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme dan imperialisme yang dilalui dengan mendirikan organisasi-organisasi yang bersifat nasional dan tidak terikat lagi dengan perjuangan fisik yang suporadis dan berbau kedaerahan maupun agama

B. Latar belakang kemunculan pergerakan nasional
Munculnya pergerakan nasional di Indonesia, disebabkan oleh dua faktor. Ada faktor dari dalam negeri dan faktor dari luar negeri. 

Faktor-faktor yang timbul dari dalam negeri antara lain sebagai berikut:
1. Adanya penderitaan yang terus-menerus sehingga rakyat Indonesia harus bamgkit melawan penjajah
2. Adanya rasa senasibsepenanggungan yang hidup dalam cengkeraman penjajah, sehingga timbul semangat bersatu membentuk negara.
3. Adanya rasa kesadaran nasional harga diri, menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air dan hak menentukan nasib sendiri.


Faktorfaktor luar negeri yang dapat mempercepat timbulnya pergerakan nasional , antara lain:
1. Kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun 1905 
Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia. 

2. Masuknya paham-paham baru ke Indonesia 
*  Liberalisme
Liberalisme diartikan kebebasan. Perjuangan ekonomi liberal dengan mengecam pemerintah yang ikut campur tangan dalam masalah perekonomian. Ekonomi Liberal menginginkan kekuatan ekonomi dibiarkan dan berkembang secara bebas. Liberalisme juga mempengaruhi bidang politik. Dalam hal ini Liberalisme bertujuan untuk mendapatkan pengakuan adanya kebebasan yang dimiliki oleh individu. Perkembangan paham Liberalisme juga mempengaruhi bidang agama. Hal ini ditandai dengan adanya kebebasan masing-masing individu untuk memilih suatu agama tanpa paksaan atau campur tangan dri pemerintah.
*  Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang dapat memberi ilham kepada sebagian penduduk untuk bersatu dan dengan rasa kesetiaan yang mendalam megabdi kepentinganbangsa dan negara. Nasionalisme dapat terbentuk karena adanya perasaan senasib, persamaan budaya, persamaan karakter, dan persamaan keinginan untuk hidip bersama dalam suatu kelompok. Nasionalisme lahir di Inggris pada mulanya merupakan sikap bersatu untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya agar jangan sampai melepaskan diri. Nasionalisme Jerman pada awalnya muncul untuk melepaskan diri dari kekuasaan Austria.
*  Sosialisme
Sosialisme muncul akibat adanya perkembangan industrialisasi yang ada di Eropa. Industrialisasi merupakan dampak dari adanya kebebasan individu dalam bidang ekonomi yang akhirnya melahirkan golongan kapitalisme atau pemilik modal. Golongan kapitalis menjadi golongan yang menguasai bidang perekonomian dan mengadakan penindasan terhadap golongan buruh. Dalam masyarakat berkembang adanya suatu kelompok yang mementingkan kedudukan dan status golongan buruh. Inilah yang disebut golongan sosialis.
*  Demokrasi
Adalah suatu sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Paham demokrasi pertama kali dilaksanakan di Yunani yaitu Polis Athena yang berupa demokrasi langsung. Kekuasaan raja-raja di Eropa yang sifatnya absolut mulai ditumbangkan dan ditentang oleh rakyat sehingga memunculkan pemerintahan yang demokratis. Paham demokrasi pada intinya membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengakuan hak asasi manusia. 
*  Komunisme
Komunisme di indonesia menyebar ketika paham tersebut di bawa oleh pelajar indonesia yang belajar di negara-negara komunis seperti rusia kemudaian membawanya ke indonesia. Komunis sendiri dapat diterima dengan cepat saat itu karena membawa prinsip-prinsip nasionalisme serta kesetaraan hak antar warga negara. Menyebarnya paham ini di periode pergerakan nasional membawa peranan penting dalam memberikan warna berbeda dalam cara memerdekakan suatu bangsa. Perlu dicatat bahwa komunisme membawa membawa arah pergerakan meluas dengan kaderisasi yang melibatkan rakyat kelas bawah seperti petani dan buruh dan tidak segan melakukan perlawanan secara fisik.

C. Pengaruh pendidikan dalam pergerakan nasional
Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J. H. Abendanon (1852-1925) yang Menteri  Kebudayaan. Agama, dan kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.
Pada tahun 1905 pemerintah kolonial mengeluarkan 2 juta rupiah untuk pembiayaan anak-anak sekolah bumi putra, artinya dari penduduk Jawa yang berjumlah 40 juta hanya mendapat 20 sen seorang dan pada tahun 1918 naik menjadi 40 sen.
Di bawah J. H. Abendanon pendidikan dengan gaya elitis dapat berjalan dengan baik, hal itu terbukti  dengan berdirinya 2 sekolah resmi yang bertujuan meningkatkan jumlah melek huruf, yaitu “sekolah para kepala” yang kemudian dinamakan STOVIA (school tot opdeling van Inlandsche antsen “sekolah untuk pelatihan dokter-dokter pribumi), namun sebagian besar sekolah ini di peruntukan hanya bagi kalangan bangsawan dan tuan tanah, meskipun kesempatan untuk kalangan menengah dan bawah di buka namun tetap saja sulit. Dengan banyaknya sekolah yang didirikan mengakibatkan semakin banyaknya elit baru yang berpendidikan tinggi. 
Pada tanggal 20 mei 1908 lahirlah Budi Utomo yang merupakan organisasi pemuda pertama di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh pelajar STOVIA. Penerapan politik etis di Hindia belanda dalam bidang pendidikan membawa pengaruh yang luar biasa yang membawa pribumi ke arah Nasionalisme kebangsaan yang memecah belenggu kedaerahan. Setelah lahirnya budi utomo muncul organiasai lain yang bergerak dalam bidang pendidikan seperti Muhamadiyah, Taman Siswa ,maupun organisasi lainya.


Kesimpulan 
Munculnya pergerakan nasional di Indonesia, disebabkan oleh dua faktor. Ada faktor dari dalam negeri dan faktor dari luar negeri. Tetapi faktor dari dalam negeri sangat berpengaruh sekali dibandingkan faktor dari luar negeri yang hanya sekedar mempercepat. Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J. H. Abendanon (1852-1925) yang Menteri  Kebudayaan. Agama, dan kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah, dan melalui pendidikan ini lah